Beijing (SOHIB21) – Sebuah studi baru tentang sampel Bulan yang dikumpulkan oleh misi Chang’e-6 China memverifikasi hipotesis bahwa Bulan sepenuhnya tertutup oleh “lautan magma” cair pada tahap awal setelah pembentukannya, memberikan bukti penting untuk memahami asal-usul dan evolusi Bulan.
Studi ini dipimpin oleh sebuah tim peneliti gabungan yang dibentuk oleh Administrasi Luar Angkasa Nasional China (China National Space Administration/CNSA) dan telah dipublikasikan dalam edisi terbaru jurnal Science.
Saat lautan magma ini mendingin dan mengkristal, mineral-mineral dengan kepadatan lebih kecil mengapung ke permukaan dan membentuk kerak Bulan, sedangkan mineral-mineral yang lebih padat tenggelam dan membentuk mantel Bulan. Sisa lelehan, yang diperkaya dengan unsur-unsur yang tidak kompatibel, membentuk lapisan KREEP, nama yang tersusun dari gabungan inisial-inisial komponen utama, yaitu kalium (K), logam tanah jarang (rare earth elements/REE), dan fosfor (phosphorus/P), jelas Liu.
“Tanpa sampel dari sisi jauh Bulan, itu seperti memecahkan teka-teki puzzle tetapi separuh bagiannya hilang,” papar Liu, seraya menambahkan bahwa sampel sisi jauh Bulan yang dikumpulkan oleh Chang’e-6 telah mengubah skenario ini.
“Analisis kami menunjukkan bahwa lapisan KREEP juga terdapat di sisi jauh Bulan. Kesamaan komposisi basal di sisi jauh dan dekat Bulan menunjukkan bahwa lautan magma yang melingkupi tersebut mungkin membentang di seluruh permukaan Bulan,” papar Che Xiaochao, seorang associate researcher di Institut Geologi China.
Cekungan SPA, tempat Chang’e-6 mendarat, bukanlah kawah biasa. Membentang sejauh 2.500 kilometer (km), setara dengan jarak dari Beijing ke Hainan di China selatan, dan menukik hingga kedalaman 13 km, jejak kolosal ini terbentuk oleh tumbukan asteroid dahsyat 4,3 miliar tahun silam. Cekungan SPA merupakan cekungan tumbukan tertua dan terbesar di tata surya bagian dalam, ungkap para ilmuwan.
“Kami juga berharap dapat menemukan material dari mantel Bulan,” tambahnya.
Pewarta: Xinhua
Leave a Reply