Pertemuan Menkeu G20 di Afsel berakhir tanpa hasilkan komunike

Cape Town (SOHIB21) – Para menteri keuangan G20 mengakhiri pertemuan pertama mereka di bawah kepemimpinan Afrika Selatan (Afsel) tanpa mencapai konsensus untuk sebuah komunike bersama, tetapi menegaskan kembali komitmen mereka untuk melawan proteksionisme dalam “Ringkasan Hasil Pertemuan” (

Pertemuan itu merupakan Pertemuan Deputi Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 kedua yang diadakan sebelumnya pada pekan ini.

“Selama empat hari terakhir, para deputi, menteri keuangan, dan gubernur bank sentral mengadakan diskusi yang sangat konstruktif. Kami mempertimbangkan dan mendiskusikan program kerja kelompok-kelompok kerja jalur keuangan, isu-isu sektor keuangan, kemitraan global untuk inklusi keuangan, perpajakan internasional, serta gugus tugas keuangan dan kesehatan gabungan,” ujar Godongwana.

Meski sebagian besar anggota mendukung program kerja tersebut, yang menjadi dasar bagi agenda kepemimpinan G20 Afsel, Godongwana mengatakan bahwa dirinya “tidak puas” dengan fakta bahwa pertemuan para menkeu itu gagal mencapai konsensus dan tidak menghasilkan komunike gabungan.

Sebagai pemegang jabatan kepresidenan G20, Afrika Selatan “sangat ingin menggunakan setiap kesempatan untuk menghasilkan konsensus semaksimal mungkin, meskipun Afrika Selatan juga menghormati dan mengakui adanya perbedaan,” ujar Godongwana.

“Oleh karena itu, kami akan menerbitkan

Menurut ringkasan itu, para anggota G20 bertukar pandangan mengenai perkembangan ekonomi global. Mereka mengakui bahwa meskipun pertumbuhan global masih lemah, “banyak wilayah di dunia menunjukkan ketangguhannya.”

Ringkasan itu mencatat bahwa meskipun inflasi menurun berkat kebijakan moneter yang terkalibrasi dengan baik dan resolusi guncangan pasokan, kemajuannya tidak merata di seluruh negara.

Diskusi juga menyoroti risiko-risiko negatif, termasuk ketegangan geopolitik, fragmentasi ekonomi, proteksionisme, gangguan pada rantai pasokan global, peningkatan beban utang, inflasi yang terus-menerus, perubahan iklim, dan peristiwa cuaca ekstrem.

“Para anggota menekankan pentingnya penguatan kerja sama multilateral guna mengatasi risiko-risiko yang ada dan yang sedang berkembang terhadap ekonomi global, pemeliharaan stabilitas keuangan, serta untuk semakin mendorong pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif, serta penciptaan lapangan kerja,” papar ringkasan itu.

Para anggota G20 juga menyatakan dukungan terhadap “sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan, tidak diskriminatif, adil, terbuka, inklusif, merata, berkelanjutan, dan transparan dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai intinya.”

Mereka juga menegaskan kembali komitmen mereka untuk menolak proteksionisme.

Afsel mengambil alih jabatan kepresidenan G20 pada 1 Desember 2024 dengan mengusung tema “Solidaritas, Kesetaraan, dan Keberlanjutan.”

Negara itu menjadi negara Afrika pertama yang memegang posisi tersebut. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin G20 diperkirakan akan diselenggarakan di Johannesburg, kota terbesar sekaligus pusat ekonomi Afsel, pada November 2025.

Pewarta: Xinhua


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *