Jakarta (SOHIB21) – Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berkolaborasi dengan tiga perusahaan dari Korea Selatan (Korsel) untuk mengembangkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS).
“Tiga perusahaan itu, yakni Posco International, Korea National Oil Corporation (KNOC), dan Korea Maritime and Ocean University Consortium (KMOUC),” kata General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Muzwir yang akrab disapa Wira itu menekankan pentingnya kerja sama tersebut dalam mendukung transisi energi dan pembangunan berkelanjutan.
Inisiatif itu, kata dia, diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang dalam mengurangi jejak karbon, mengubah cara kita memandang produksi energi serta pemanfaatan kembali infrastruktur untuk menunjang ketahanan energi nasional.
“Dengan kolaborasi ini, PHE ONWJ dan mitra-mitranya berkomitmen untuk menciptakan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi Indonesia, Korea, dan dunia,” kata Wira.
Selain CCS, kolaborasi tersebut juga mencakup pengembangan teknologi pemanfaatan kembali anjungan lepas pantai (decomissioning) untuk menjadi tempat fasilitas injeksi dan penyimpanan karbon, dan menjadi tempat fasilitas regasifikasi LNG sebagai bagian dalam rantai pasok gas bumi.
Langkah awal tersebut ditandai dengan ditandatanganinya confidentiality agreement atau perjanjian kerahasiaan oleh Muzwir Wiratama, B2B Team Leader of KMOUC Kim Sung Ji, Manager Low Carbon Solution Department KNOC Woochan Lee, dan Head of CCS Commercialization Department Posco International Younghoon Chung di Seoul, Korea Selatan.
Penandatanganan itu juga disaksikan oleh Inspektur Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Mamik Cahyono.
Pengembangan teknologi CCS bertujuan untuk menangkap emisi karbon dioksida (CO2), kemudian menyimpannya di lokasi yang aman agar tidak terlepas ke atmosfer. Hal itu merupakan salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu memitigasi perubahan iklim.
Fokus lingkup kerja sama dengan Posco International adalah studi kelayakan CCS di Indonesia, khususnya di wilayah operasi migas lepas pantai PHE ONWJ.
Studi tersebut akan mengevaluasi potensi penyimpanan CO2 di akuifer salin dan reservoir yang telah habis, dengan memanfaatkan data subsurface dan surface dari PHE ONWJ.
Studi itu diharapkan memberikan nilai tambah bagi Indonesia dan Korea Selatan dalam upaya transisi energi.
Posco International merupakan perusahaan perdagangan dan investasi global yang berbasis di Korea Selatan. Sebagai bagian dari grup Posco, perusahaan tersebut berfokus pada berbagai sektor, termasuk energi, bahan baku, dan infrastruktur.
Sementara itu, untuk kolaborasi bersama Korea National Oil Corporation (KNOC), PHE ONWJ akan mengeksplorasi pemanfaatan anjungan lepas pantai untuk penyimpanan CO2 bawah permukaan.
Proyek itu akan melibatkan evaluasi kapasitas penyimpanan, desain fasilitas ulang serta analisis ekonomi dan optimasi. Tujuannya meningkatkan nilai sebelum anjungan dibongkar dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada untuk penyimpanan CO2.
KNOC sendiri merupakan perusahaan minyak nasional Korea Selatan yang bertanggung jawab atas pengelolaan cadangan minyak negara dan pengembangan sumber daya energi di negara ginseng tersebut.
KNOC berperan penting dalam memastikan ketahanan energi nasional melalui eksplorasi dan produksi minyak dan gas, baik di dalam negeri maupun internasional.
Di sisi lain, bekerja sama dengan Korea Maritime and Ocean University Consortium (KMOUC), PHE ONWJ akan mengeksplorasi metode alternatif untuk penonaktifan (decommissioning) anjungan lepas pantai, termasuk konversi menjadi fasilitas gas alam cair (LNG) dan penyimpanan CO2.
Studi itu bertujuan untuk memperpanjang siklus hidup infrastruktur yang ada serta memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan.
KMOUC merupakan lembaga pendidikan dan penelitian terkemuka di Korea Selatan yang fokus pada ilmu kelautan dan maritim. KMOUC berperan dalam pengembangan teknologi dan penelitian terkait kelautan, termasuk eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya laut.
Perjanjian kolaborasi selama dua tahun tersebut menjadi permulaan dari serangkaian inisiatif transisi energi yang diharapkan dapat mewujudkan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dari sektor energi.
Pewarta: Muhammad Harianto
Leave a Reply