Salah satunya melalui Impact Bond perikanan skala kecil, sebuah skema pendanaan berbasis hasil (outcome-based financing) yang melibatkan investor swasta
Jakarta (SOHIB21) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan strategi inovatif untuk mendukung konservasi laut dan ketahanan pangan nasional guna memastikan keberlanjutan sumber daya perikanan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
“Salah satunya melalui
Kusdiantoro menegaskan pentingnya diversifikasi skema pendanaan guna memastikan keberlanjutan pengelolaan ekosistem laut Indonesia.
“Adanya kebijakan efisiensi anggaran menuntut kita untuk lebih kreatif melakukan kolaborasi dan berinovasi dalam menjalankan program termasuk mengembangkan sumber pendanaan alternatif dalam mengelola kawasan konservasi,” ujarnya.
Pendanaan inovatif seperti
Konservasi ekosistem laut memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan ekologi, keberlanjutan stok ikan komersial, serta mitigasi perubahan iklim. Namun, ancaman terhadap keanekaragaman hayati, penurunan stok ikan, dan dampak aktivitas manusia menuntut langkah-langkah konservasi yang lebih inovatif dan berkelanjutan.
Saat ini, KKP menargetkan perlindungan 30 persen wilayah laut Indonesia sebagai kawasan konservasi dan Other Effective Area-Based Conservation Measure (OECM) hingga 2045.
Dengan luas kawasan konservasi yang telah mencapai 29,9 juta hektar, KKP bersama mitra menyusun rencana ekspansi hingga 97,5 juta hektar, serta menambah 10 juta hektar wilayah non-kawasan konservasi sebagai bagian dari OECM.
Upaya ini membutuhkan pendanaan yang signifikan, karenanya untuk menutup kesenjangan pembiayaan, KKP terus mendorong inovasi pendanaan alternatif, termasuk penerapan
Terpisah, Direktur Konservasi Ekosistem dan Biota Perairan KKP Firdaus Agung menerangkan bahwa KKP berupaya menciptakan mekanisme pendanaan yang lebih berkelanjutan, tidak hanya bergantung pada APBN, tetapi juga melalui skema investasi berbasis hasil seperti
Dia mengatakan bahwa langkah KKP untuk menjaga keberlanjutan pengelolaan ekosistem laut sejalan dengan komitmen Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam menerapkan pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis ekonomi biru yang menyeimbangkan kepentingan ekologi dan ekonomi untuk generasi mendatang.
Pewarta: Muhammad Harianto
Leave a Reply