Ahli ingatkan dampak boikot yang dilandasi persaingan bisnis

Jika isu boikot itu berlangsung dalam jangka panjang kemungkinan bisa menimbulkan masalah, baik bagi masyarakat maupun pemerintah

Jakarta (SOHIB21) – Dekan Fakultas Ekonomi dan Sosial UIN Sultan Syarif Kasim Riau Mahyarni mengatakan ajakan memboikot produk yang diduga terafiliasi Israel secara terus menerus dapat berdampak buruk terhadap perekonomian, apalagi jika ajakan itu bertujuan menjatuhkan produk-produk pesaingnya.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, Mahyarni mengatakan dalam jangka pendek, mungkin gerakan boikot terhadap produk-produk yang diduga terafiliasi Israel itu tidak bermasalah. Tetapi, jika isu boikot itu berlangsung dalam jangka panjang, dia melanjutkan, kemungkinan bisa menimbulkan masalah, baik bagi masyarakat maupun pemerintah.

Oleh karena itu, dia mengingatkan masyarakat agar selektif dalam menyikapi ajakan-ajakan boikot, sebab yang dirugikan kalau salah dalam mengikuti ajakan tersebut adalah masyarakat itu sendiri.

Dia mencontohkan, akan banyak masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena perusahaan yang diboikot itu dalam jangka panjang berisiko tutup imbas dari penjualan yang sedikit.

“Kalau banyak perusahaan yang tutup, itu kan akan berdampak pada perekonomian kita. Begitu juga jika banyak masyarakat yang terkena PHK, pengangguran di Indonesia kan semakin banyak,” kata dia menambahkan.

Dia juga menyarankan agar para akademisi menekankan kepada para mahasiswanya untuk lebih mengutamakan pentingnya literasi dalam menyikapi sebuah isu, termasuk isu boikot ini. Hal ini bertujuan agar para mahasiswa bisa menyaring informasi yang muncul di media-media sosial atau media apapun yang mengarah ke upaya untuk mendiskreditkan jenis atau kelompok tertentu.

Dia juga menyarankan pemerintah, contohnya Kementerian Komunikasi dan Digital, serta komunitas dan lembaga muslim, untuk memberikan informasi yang benar terkait isu boikot ini, agar tidak memunculkan penafsiran yang salah dari masyarakat.

Senada, Dosen Program Studi Manajemen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim, Riau Ade Ria Nirmala mengatakan, masyarakat perlu mencari informasi yang benar terlebih dahulu mana yang benar-benar harus diboikot.

“Kalau misalnya produk itu sebenarnya bukan produk yang harusnya untuk diboikot, ya jangan ikut-ikutan. Jadi, jangan FOMO (fear of missing out/takut ketinggalan), kalau orang-orang ngelakuin kita pengen ngelakuin juga. Tapi kita enggak tahu sebenarnya seperti apa,”

Menurutnya, jika produk itu mayoritas dikelola di dalam negeri, dan para pekerjanya juga mayoritas masyarakat Indonesia dan karyawannya ada yang muslim, kemudian juga memberikan sumbangan kepada Palestina, sebaiknya produknya jangan diboikot.

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *