APKESMI dukung perbaikan isu sarana dan BMHP dalam pelaksanaan CKG

Yang kami rasakan ternyata memang BMHP di puskesmas itu sangat terbatas dan ini bisa menghambat kelancaran pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis

Jakarta (SOHIB21) – Akselerasi Puskesmas Indonesia (APKESMI) mendukung perbaikan di sejumlah sektor dalam pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) termasuk sarana dan prasarana yang belum mumpuni di puskesmas secara khusus di wilayah terpencil.

Dalam rapat dengar pendapat umum dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta Selasa, Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) APKESMI dr Ekasakti Octoharyanto menyampaikan sudah melakukan survei cepat terhadap 1.095 puskesmas untuk mendapatkan gambaran kesiapan puskemas sebagai ujung tombak pelaksanaan CKG, yang juga dikenal sebagai Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG).

“Dari sini kami mengkluster ada enam, dari mulai regulasi, sarana prasarana, BMHP -bahan medis habis pakai-, sistem dan teknis termasuk IT, sumber daya manusia dan masyarakat itu sendiri,” jelasnya.

Dari sisi sarana dan prasarana dia menjelaskan, survei menemukan keterbatasan alat kesehatan masih dirasakan puskesmas. Dengan sejumlah puskemas menyatakan mengalami kekurangan alat kesehatan untuk melaksanakan CKG dan beberapa yang berada di wilayah terpencil melaporkan alatnya sudah usang.

Terdapat juga isu soal keterbatasan infrastruktur termasuk ketiadaan ruang khusus untuk pelaksanaan CKG dan fasilitas pendukung lain.

“Yang kami rasakan ternyata memang BMHP di puskesmas itu sangat terbatas dan ini bisa menghambat kelancaran pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis,” jelasnya.

Terkait dia hal itu dia mendorong adanya pengadaan dan perbaikan sarana prasarana, optimalisasi pengadaan BMHP dan evaluasi kebijakan distribusinya.

APKESMI juga mengidentifikasi sejumlah isu dalam bidang sistem dan teknis, di mana banyak responden gangguan sistem menghambat pelaksanaan CKG, belum lagi isu di jaringan dan infrastruktur.

Pihaknya juga mengidentifikasi kurangnya tenaga medis atau tenaga kesehatan secara umum.

“Karena di daerah kita punya keterbatasan karena pemeriksaan kesehatan gratis ini adalah tergantung dari

Teridentifikasi juga isu dalam sosialisasi di kalangan masyarakat terkait pelaksanaan program tersebut yang mengakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat. Hal itu ditambah dengan keterbatasan waktu masyarakat untuk pergi ke puskesmas, terutama untuk mereka yang bekerja, serta masih ada kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan alternatif.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *