Kemendikdasmen: Hibah Buku Bacaan Bermutu tingkatkan literasi 3T

Jakarta (SOHIB21) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengatakan program Hibah Buku Bacaan Bermutu berhasil meningkatkan literasi di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Plt Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen Toni Toharudin menjelaskan penerima program Hibah Buku Bacaan Bermutu adalah sekolah-sekolah dengan skor literasi kategori paling rendah.

“Hasil studi dampak program Hibah Buku Bacaan Bermutu menunjukkan sekolah-sekolah di daerah sulit yang mendapatkan intervensi itu mengalami peningkatan literasi lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain,” ujar Toni dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panja Pendidikan di daerah 3T dengan Komisi X di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Selasa.

Ia menjelaskan, setelah satu tahun intervensi sekolah-sekolah sasaran program tersebut menunjukkan kenaikan skor capaian literasi 1,4 kali lebih tinggi daripada sekolah pembanding yang tidak menerima program Hibah Buku Bacaan Bermutu.

Selain itu, hasil estimasi Difference-in-Differences (DID) menggunakan skor capaian literasi yang distandarkan menunjukkan bantuan Hibah Buku Bacaan Bermutu itu meningkatkan capaian literasi sebesar 0,202 atau setara dengan tiga bulan belajar.

Selain itu, ia juga menyebutkan pihaknya telah meningkatkan pemerataan dan kesejahteraan guru, termasuk di wilayah 3T dengan memberikan kesempatan redistribusi guru ASN pada sekolah swasta melalui Permendikdasmen Nomor 1 Tahun 2025 tentang Redistribusi Guru ASN pada Satuan Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Masyarakat.

Ia menyebutkan redistribusi mempertimbangkan data kebutuhan guru pada satuan pendidikan negeri dan swasta dan dilaksanakan dalam jangka waktu empat tahun dan dapat diperpanjang satu kali.

Di samping itu, pihaknya juga mendorong pemerintah daerah dan satuan pendidikan untuk memantau capaian pendidikan dan melakukan perencanaan program yang lebih terarah sebagaimana dituangkan dalam rapor pendidikan yang terbit setiap tahun.

“Apabila pemerintah daerah dan satuan pendidikan patuh terhadap tindak lanjut rapor pendidikan, maka gap antara wilayah tertinggal dan non-tertinggal bisa semakin rendah dan pendidikan bermutu untuk semua bisa segera tercapai,” ujarnya.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *