Menilik robot penyadap karet buatan China yang masuk pasar Indonesia

Jakarta (SOHIB21) – Sebagai bahan baku industri yang penting, karet alam memiliki berbagai macam penggunaan. Namun, akibat intensitas tenaga kerja yang tinggi dalam proses menyadap karet, jam kerja yang tidak menentu, dan prevalensi penyakit akibat pekerjaan, banyak negara penghasil karet alam, termasuk China, menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja yang semakin meningkat.

“Pengembangan robot penyadap karet bertujuan untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh semakin sedikitnya petani karet,” kata Wakil Direktur Institut Penelitian Karet Alam di Akademi Ilmu Pertanian Tropis China, Cao Jianhua.

Robot penyadap karet mobile ini mewujudkan integrasi mendalam antara kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), teknologi robotika, dan teknik pengelolaan karet alam.

Robot ini menggabungkan teknologi seperti navigasi medan adaptif, pemosisian di hutan, dan perencanaan jalur otonomos. Semua itu memungkinkan pengendalian terpresisi terhadap kedalaman penorehan pada pohon, ketebalan kupasan, dan pengukuran batang pohon, serta kemampuan beradaptasi terhadap medan yang kompleks.

Saat ini, kapasitas menyadap karet robot itu dapat mencapai 80 persen dari proses menyadap karet secara manual, menunjukkan kinerja yang baik secara keseluruhan.

Mesin penyadap karet terpasang yang dikembangkan oleh institut itu juga telah mulai dipromosikan. Keberhasilan pengembangan robot penyadap karet mobile yang lebih canggih menunjukkan terobosan signifikan China dalam penelitian dan pengembangan peralatan untuk menyadap karet yang sepenuhnya otomatis dan pintar.

Robot ini telah diuji coba di Provinsi Guangdong, Yunnan, dan Hainan. Kualitas getah karet yang dikumpulkan oleh robot ini juga tidak dapat dibedakan dari yang diperoleh melalui proses penyadapan karet secara manual.

Setiap robot mampu menangani pekerjaan menyadap karet di perkebunan karet seluas 50 mu (sekitar 3,33 hektare), sehingga memungkinkan pengembalian biaya pembelian robot dalam waktu satu tahun berdasarkan harga karet alam saat ini.

Ke depannya, para pengguna akan dapat memeriksa status operasional robot dan memantau kondisi perkebunan karet melalui aplikasi ponsel pintar, memanfaatkan mahadata (big data) dan AI untuk pengelolaan otomatis perkebunan karet, sehingga membebaskan para pekerja dari pekerjaan berat.

“Beberapa perusahaan ban multinasional, bersama dengan perusahaan perkebunan karet dari Indonesia dan Thailand, telah menyatakan ketertarikan mereka terhadap produk ini,” ungkap Cao.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa setelah teknologi produk ini stabil dan siap edar, robot ini akan dipromosikan di negara-negara penghasil karet alam utama di Asia Tenggara dan sekitarnya.

Pewarta: Xinhua


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *