Beijing (SOHIB21) – Pemerintah China menetapkan defisit anggaran sebesar 4 persen pada 2025 menjadi 5,66 triliun yuan (sekitar Rp15,73 kuadriliun) atau meningkat dari target defisit pada 2024 sebesar 3 persen.
“Kami telah menetapkan rasio defisit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tahun ini sekitar 4 persen, meningkat satu persen dari tahun lalu,” kata Perdana Menteri (PM) China Li Qiang dalam pembukaan Sidang Kongres Rakyat Nasional China (NPC) di Balai Agung Rakyat, Beijing, Rabu.
Sidang NPC (National People’s Congress) adalah bagian dari rangkaian sidang parlemen “Dua Sesi” pada 4-11 Maret 2025 yang bertujuan untuk mengkaji laporan kerja pemerintah pusat 2024 dan menetapkan rencana kerja pemerintah China pada 2025.
Defisit pemerintah ditetapkan sebesar 5,66 triliun yuan (sekitar Rp15,73 kuadriliun) atau meningkat 1,6 triliun yuan (sekitar Rp4,4 kuadriliun) dari defisit tahun 2024.
Pengeluaran negara diproyeksikan mencapai 29,7 triliun yuan (sekitar Rp67,41 kuadriliun) meningkat 1,2 triliun yuan (sekitar Rp2,72 kuadriliun).
Dari total defisit tersebut, sebesar 1,3 triliun yuan (sekitar Rp2,95 kuadriliun) akan berbentuk obligasi negara ultra-panjang dan 500 miliar yuan (sekitar Rp1,1 kuadriliun) dari obligasi negara ultra-panjang itu diterbitkan untuk menolong bank-bank BUMN untuk mengisi ulang modalnya.
Anggaran pemerintah pusat juga mencakup 735 miliar yuan (sekitar Rp1,66 kuadriliun) akan digunakan untuk investasi, meningkat 35 miliar yuan (sekitar Rp79,45 triliun) dibanding 2024.
“Upaya yang lebih keras akan dilakukan untuk mengoordinasikan investasi pemerintah pada tahun anggaran ini. Pemerintah daerah juga akan menerbitkan obligasi pemerintah daerah senilai 4,4 triliun yuan (sekitar Rp9,98 kuadriliun) akan diterbitkan, meningkat 500 miliar yuan (sekitar Rp1,1 kuadriliun) dari tahun lalu,” ungkap PM Li.
Dana itu nantinya oleh pemerintah daerah terutama akan digunakan untuk investasi konstruksi, akuisisi dan cadangan lahan, pembelian cadangan komoditas perumahan komoditas dan penyelesaian pembayaran tertunggak jatuh tempo oleh pemerintah daerah kepada pihak swasta.
Tahun 2025, utang baru pemerintah China akan berjumlah 11,86 triliun yuan (sekitar Rp26,92 kuadrilun) atau meningkat 2,9 triliun yuan (sekitar Rp6,5 kuadriliun) dari tahun lalu, sehingga memungkinkan tingkat pemerintah melakukan belanja lebih banyak lagi.
Dana tersebut juga akan dialokasikan lebih cepat ke pemerintah daerah untuk memastikan bahwa belanja di daerah dapat dimulai sesegera mungkin.
Untuk membantu pemerintah daerah mengatasi kesulitan pembayaran, pemerintah pusat menaikkan pagu untuk obligasi pemerintah daerah senilai 3,9 triliun yuan (sekitar Rp8,8 kuadriliun) dan memperluas bidang dan penggunaan dana tersebut.
Sedangkan pendapatan pemerintah pusat diproyeksikan mencapai total 9,696 triliun yuan (sekitar Rp22 kuadriliun) atau turun 3,5 persen dibanding pendapatan aktual tahun 2024.
Total belanja akan melebihi pendapatan, sehingga terjadi defisit sebesar 4,86 triliun yuan (sekitar Rp11 kuadriliun) atau 1,52 triliun yuan (Rp3,4 kuadriliun) lebih banyak dibanding 2024, yang akan diperoleh lewat penerbitan obligasi negara.
Adapun belanja pemerintah pusat diproyeksikan meningkat sebesar 6,9 persen menjadi 4,35 triliun yuan (sekitar Rp9,8 kuadrilun).
Pos pengeluaran utama pemerintah pusat adalah: 64,506 miliar yuan (sekitar Rp146,4 triliun) untuk upaya diplomatik atau naik 8,4 persen; sebesar 1,78 triliun yuan (sekitar Rp4 kuadriliun) untuk pertahanan nasional atau naik 7,2 persen; 242,828 miliar yuan (sekitar Rp551 triliun) untuk keamanan dalam negeri atau naik 7,3 persen.
Selanjutnya, sebanyak 174,443 miliar yuan (sekitar Rp395 triliun) untuk pendidikan atau naik 5 persen; 398,119 miliar yuan (sekitar Rp903 triliun) untuk sains dan teknologi atau naik 10 persen.
Selain itu, senilai 131,66 miliar yuan (sekitar Rp298 triliun) untuk cadangan biji-bijian, minyak goreng dan bahan pangan lainnya atau naik 6,1 persen; dan 834,55 miliar yuan (sekitar Rp1,88 kuadriliun) untuk pembayaran bunga utang atau naik 10,2 persen.
Selanjutnya sebanyak 10,3415 triliun yuan (sekitar Rp23,47 kuadriliun) akan ditransfer ke pemerintah daerah atau meningkat 8,4 persen dari jumlah pada 2024. Kemudian sebanyak 50 miliar yuan (sekitar Rp113,5 triliun) akan dialokasikan untuk dana cadangan pemerintah pusat.
“Kami akan terus memperbaiki struktur pengeluaran dengan prioritas yang lebih besar diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan konsumsi dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan, Kami akan memastikan bahwa dana digunakan secara lebih efektif,” ungkap PM Li Qiang.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Leave a Reply