Jakarta (SOHIB21) – Uni Eropa (EU) bekerja sama dengan Indonesia untuk menjaga sumber daya laut agar masyarakat bisa hidup dengan baik serta pdrtumbuhan ekonomi dapat melesat, kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Denis Chaibi.
Selain tumbuh secara ekonomi, kerja sama ilmiah di bidang maritim antara kedua pihak juga diharapkan bisa membuat masyarakat mendapatkan makanan secara berkelanjutan, kata Chaibi dalam wawancara singkat di Jakarta, Rabu.
Pernyataan itu muncul saat ditanya tentang manfaat yang didapat oleh EU dengan memberikan hibah dengan nilai total 7 juta euro (Rp121,5 miliar) kepada Pemerintah Indonesia.
Chaibi mengatakan bahwa alasan mereka ingin mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia karena Indonesia adalah pemain regional utama, seraya menambahkan bahwa EU memiliki kepentingan di Indonesia.
“Kedua, Indonesia punya sumber daya alam yang sangat besar. Jadi, itu adalah sumber daya alam Indonesia, tetapi bermanfaat bagi seluruh dunia dalam hal berkelanjutan,” tambah Chaibi.
Selain itu, Chaibi juga mengatakan bahwa EU dan Indonesia sedang melakukan negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), menambahkan kedua pihak memiliki potensi besar untuk perdagangan dan investasi.
Dubes Uni Eropa itu menilai ada banyak bidang yang sedang mereka kembangkan dengan Indonesia, salah satunya ekonomi digital, sambil menambahkan bahwa pihaknya juga ingin lebih banyak warga Indonesia untuk melanjutkan studi di Eropa.
Badan Pembangunan Prancis (AFD) dan Uni Eropa (EU) menandatangani Perjanjian Kontribusi yang mendelegasikan pengelolaan hibah EU kepada AFD dan Pemerintah Indonesia pada Rabu di Jakarta.
AFD menandatangani dua perjanjian hibah dengan total nilai 7 juta euro (Rp121,5 miliar), yang didanai oleh EU, untuk mendukung program kerja sama “Untuk Pengelolaan Laut yang Berbasis Bukti dan Berkelanjutan”.
Hibah EU yang dikelola oleh AFD itu merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh Tim Eropa di bawah inisiatif Global Gateway untuk memajukan pengelolaan laut yang berkelanjutan.
Dari total hibah tersebut, 3,55 juta euro (Rp61,6 miliar) akan mendanai kegiatan yang dipimpin oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, sedangkan 3,45 juta euro (Rp59,8 miliar) akan membiayai inisiatif oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Pendanaan EU tersebut melengkapi dua pinjaman AFD sebesar 187,6 juta euro (Rp3,25 triliun) sebelumnya, yaitu 98,6 juta euro (Rp1,7 triliun) untuk proyek pelabuhan perikanan ramah lingkungan guna memodernisasi empat pelabuhan perikanan di Indonesia.
Sedangkan 89 juta euro (Rp1,5 triliun) untuk KrisNA Project oleh BRIN untuk memperoleh dua kapal penelitian multidisiplin yang canggih.
Hibah tersebut akan mendukung pelatihan lanjutan, pengumpulan data keanekaragaman hayati dan iklim laut, pemulihan ekosistem pesisir, dan langkah-langkah untuk mengurangi jejak lingkungan dari aktivitas pelabuhan dan akan dilaksanakan selama lima tahun.
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Leave a Reply