Hukum bergosip saat berpuasa, apakah dapat membatalkan puasa?

Jakarta (SOHIB21) – Pada bulan Ramadan, umat Muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan perbuatan yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih kesabaran serta pengendalian diri dalam berbagai aspek kehidupan.

Namun, selain menahan diri dari hal-hal tersebut, menjaga perilaku dan ucapan juga menjadi bagian penting dalam menjalankan ibadah puasa. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: apakah bergosip atau menggunjing saat berpuasa dapat membatalkan puasa?

Bergosip, atau dalam istilah Islam dikenal sebagai ghibah, adalah membicarakan keburukan atau aib seseorang tanpa se pengetahuannya. Perbuatan ini jelas dilarang dalam Islam dan dianggap sebagai dosa. Dalam Al Quran surat Al-Hujurat ayat 12, Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”

Namun, terkait dengan apakah ghibah membatalkan puasa, mayoritas ulama sepakat bahwa perbuatan tersebut tidak membatalkan puasa secara teknis. Artinya, selama seseorang menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa, puasanya tetap sah meskipun ia melakukan ghibah.

Meskipun begitu, ghibah tetap merupakan dosa yang dapat mengurangi nilai ibadah puasa. Puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih pengendalian diri dari perbuatan buruk. Oleh karena itu, menjaga lisan dan menghindari ghibah sangat dianjurkan agar puasa yang dijalankan lebih bernilai di sisi Allah.

Meskipun demikian, melakukan ghibah saat berpuasa sangat tidak dianjurkan dan dapat mengurangi pahala puasa. Dalam Islam dijelaskan bahwa dosa-dosa seperti ghibah dapat mengurangi, bahkan menghilangkan, pahala puasa seseorang.

Oleh karena itu, menjaga lisan dan perilaku selama berpuasa sangat ditekankan agar ibadah puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perbuatan yang tidak terpuji.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda

Artinya: Barangsiapa yang tidak mampu meninggalkan perkataan dusta dan berbuat dengannya, maka Allah tidak butuh pada amalannya meninggalkan makan dan minumnya (HR Bukhari, Ahmad, Abu Dawud dan tirmidzi.

Hadis ini menekankan bahwa esensi puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik.

Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk lebih berhati-hati dalam berbicara dan berperilaku selama menjalankan ibadah puasa.

Dapat disimpulkan, bergosip atau ghibah saat berpuasa tidak membatalkan puasa secara teknis, namun perbuatan tersebut dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala puasa.

Makanya, menjaga lisan dan menghindari perbuatan yang tidak terpuji sangat dianjurkan agar ibadah puasa yang dijalankan mendapatkan pahala yang maksimal dan diterima oleh Allah SWT.

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *