Jika ada koperasi yang perlu proses legalitas untuk mendapatkan badan hukum, maka kami siap membantu untuk melakukan sinergi
Surabaya, Jatim (SOHIB21) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi model bisnis yang dikembangkan lembaga keuangan mikro syariah Baitul Maal Wa Tamwil Nahdlatul Ulama (BMT NU) Ngasem, Bojonegoro dan dapat menjadi referensi bagi koperasi lain.
“BMT NU Ngasem ini memiliki konsep bisnis yang bisa diadopsi banyak pihak, khususnya koperasi. Ini bisa menjadi contoh bahwa koperasi juga dapat berkembang dengan skala yang besar dan profesional,” katanya dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Jatim, Rabu.
BMT NU Ngasem yang berlokasi di Jalan Raya Ngasem-Kalitidu, Dukoh Kidul, Kecamatan Ngasem, memiliki gedung lima lantai dengan berbagai fasilitas usaha.
Lantai satu digunakan untuk gudang, parkir, dan
Adapun lantai tiga difungsikan sebagai ruang rapat dan perpustakaan digital, sementara lantai empat memiliki
Khofifah menilai pemanfaatan gedung ini untuk berbagai layanan perdagangan dan jasa sangat inovatif.
Menurutnya, konsep “holding koperasi” yang diterapkan BMT NU Ngasem dapat menjadi inspirasi bagi koperasi lain untuk berkembang secara mandiri dan berdaya saing.
“Biasanya kita mengenal
BMT NU Ngasem berdiri sejak pertengahan 2012 dengan modal awal Rp67 juta. Seiring perkembangan usaha, asetnya terus meningkat dan pada 2023 telah mencapai lebih dari Rp201 miliar. Saat ini, asetnya telah menembus Rp300 miliar tanpa bantuan perbankan.
Dengan jaringan yang terus berkembang, BMT NU Ngasem kini memiliki 31 cabang yang tersebar di Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Ngawi, serta didukung lebih dari 170 pengelola operasional harian.
Khofifah menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur terbuka untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan koperasi serta lembaga keuangan mikro, termasuk BMT NU Ngasem, melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah.
“Jika ada koperasi yang perlu proses legalitas untuk mendapatkan badan hukum, maka kami siap membantu untuk melakukan sinergi,” kata Khofifah.
Sementara itu, salah satu konsumen swalayan BMT NU Ngasem, Suparti (65), mengaku terbantu dengan keberadaan swalayan yang menyediakan kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau.
“Alhamdulillah, di sini lebih murah. Saya beruntung sekali ada tempat ini, belanja lebih enak, nyaman, dan dekat dari rumah. Kalau butuh sesuatu bisa cepat beli di sini,” ujarnya.
Dengan konsep bisnis yang terintegrasi dan berbasis syariah, BMT NU Ngasem diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi model bagi koperasi lain dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pewarta: Willi Irawan
Leave a Reply