Brussel (SOHIB21) – Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Selasa (4/3) mengumumkan suatu rencana senilai 800 miliar euro (1 euro setara dengan Rp17.252) untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan blok tersebut secara signifikan.
“Pertanyaan sebenarnya di hadapan kita adalah apakah Eropa siap bertindak secara meyakinkan sesuai dengan tuntutan situasi yang ada,” tambahnya.
Menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Komisi Eropa, rencana “ReArm Europe” merupakan rangkaian proposal komprehensif yang bertujuan untuk membuka sumber daya keuangan guna mendukung investasi pertahanan nasional, baik dalam jangka pendek maupun dalam satu dekade mendatang.
Elemen utama lainnya dari rencana tersebut adalah penciptaan program pinjaman sebesar 150 miliar euro untuk membantu negara-negara UE berinvestasi bersama dalam aset-aset militer penting. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan upaya pengadaan bersama, mengurangi biaya, dan menyempurnakan interoperabilitas di seluruh angkatan bersenjata Eropa.
Inisiatif tersebut terdiri dari lima langkah utama yang dirancang untuk memperkuat kemampuan pertahanan Eropa dan meningkatkan dukungan militer bagi Ukraina.
Salah satu komponen inti dari rencana tersebut melibatkan penyesuaian aturan fiskal UE agar negara-negara anggota dapat meningkatkan pengeluaran pertahanan tanpa memicu penalti anggaran.
Von der Leyen mengumumkan bahwa Komisi Eropa akan mengusulkan pengaktifan klausul pembebasan nasional (national escape clause) dari Pakta Stabilitas dan Pertumbuhan (Stability and Growth Pact), sehingga pemerintah dapat memperbesar anggaran militer mereka tanpa melanggar batas defisit UE.
“Jika Negara-Negara Anggota dapat meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka sebesar 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) secara rata-rata, hal itu bisa menciptakan ruang fiskal sebesar hampir 650 miliar euro dalam periode empat tahun,” kata Von der Leyen.
“Ini adalah momen Eropa, dan kami siap untuk melangkah maju,” pungkasnya.
Pewarta: Xinhua
Leave a Reply