Mendukbangga: Ngobrol bersama anak dapat cegah kecanduan gawai

…Kami ingin Ramadan menjadi momentum penguatan pengasuhan dalam keluarga. Dengan gerakan ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan agama yang lebih baik, tetapi juga merasakan kasih sayang dan perhatian penuh dari orang tua

Jakarta (SOHIB21) – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan ngobrol bersama anak dapat menjadi salah satu solusi untuk mencegah kecanduan gawai.

Ia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Gerakan “1 Jam Berkualitas Bersama Keluarga Tanpa Gawai” selama bulan Ramadhan melalui penandatanganan deklarasi bersama Gerakan Ramadhan Ramah Anak lintas kementerian/lembaga di Jakarta pada Rabu.

“Permasalahan anak dewasa ini adalah orang tua yang mulai meninggalkan anaknya karena sibuk ngobrol dengan yang lain khususnya handphone. Hal inilah yang berdampak anak menjadi lebih banyak ngobrol dengan yang lain (gawai) karena tidak ada komunikasi yang intens bersama orang tua,” ujar dia.

Untuk mengatasi hal tersebut, dalam momentum Gerakan Ramadhan Ramah Anak, Wihaji mengajak seluruh orang tua agar lebih banyak meluangkan waktu ngobrol bersama anak.

“Saya bukan anti handphone, tetapi saya mencoba menyederhanakan yang paling sederhana, ayo orang tua ajak anaknya ngobrol. Kalau sudah ngobrol, saya yakin dengan sendirinya nanti akan ramah dengan anaknya masing-masing,” katanya.

Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung pemenuhan hak anak atas pengasuhan berkualitas yang diinisiasi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kemendukbangga/BKKBN, Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), dan Kantor Staf Presiden (KSP).

Gerakan satu jam berkualitas bersama keluarga tanpa gawai merupakan upaya untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan dalam meningkatkan kualitas pemenuhan hak anak atas pengasuhan dan pendidikan demi membangun karakter anak yang positif.

Lima strategi yang dilakukan yakni penguatan pendidikan karakter anak; penguatan kapasitas pengasuhan; penguatan lingkungan keluarga; penguatan peran masyarakat; dan penguatan kebijakan pemerintah.

Melalui gerakan tersebut, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kualitas pengasuhan dan kelekatan, kesehatan jiwa dan resiliensi, serta keaktifan anak dengan melibatkan diri beraktivitas di dalam keluarga.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menyampaikan, momentum Ramadhan menjadi penting bagi keluarga untuk meningkatkan pengasuhan berkualitas.

“Kami ingin Ramadan menjadi momentum penguatan pengasuhan dalam keluarga. Dengan gerakan ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan agama yang lebih baik, tetapi juga merasakan kasih sayang dan perhatian penuh dari orang tua,” ujar Arifatul.

Melalui gerakan tersebut, Kementerian PPPA berharap semakin banyak keluarga yang menyadari pentingnya pengasuhan berkualitas, sehingga Ramadhan tidak hanya menjadi bulan ibadah, tetapi juga bulan kebersamaan yang bermakna bagi anak-anak Indonesia.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *