Jakarta (SOHIB21) – Mual dan muntah saat berpuasa sering kali terjadi, sehingga mengganggu kenyamanan dan kekhusyukan ibadah Ramadhan. Namun, perlu diketahui hal ini menyimpan beberapa penyebab yang kerap diabaikan oleh kita.
Kondisi ini biasanya terjadi akibat perubahan pola makan dan proses adaptasi tubuh terhadap aktivitas puasa. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain juga dapat memicu mual dan muntah selama berpuasa, yakni sebagai berikut.
1. Perubahan pola makan pada tubuh
Saat berpuasa, tubuh pastinya mengalami perubahan pola makan yang berbeda. Jika biasanya makanan dalam tiga kali sehari dan diselingi konsumsi camilan, selama puasa asupan makanan hanya terbatas saat waktu sahur dan berbuka.
Perubahan ini bisa membuat sistem pencernaan butuh beradaptasi, sehingga memicu rasa mual, terutama di awal puasa.
2. Asam lambung
Lambung tiap saat memproduksi asam, walaupun tidak ada makanan yang masuk dalam perut. Asam lambung terus diproduksi tanpa adanya makanan yang dicerna, hal ini bisa menyebabkan iritasi pada dinding lambung dan naiknya asam ke kerongkongan. Kondisi ini dikenal sebagai refluks asam.
Re
3. Dehidrasi
Kurangnya asupan cairan selama berpuasa dapat menyebabkan dehidrasi, yang berdampak pada berkurangnya produksi air liur dan cairan pencernaan.
Akibatnya, proses pencernaan menjadi lebih lambat, yang bisa memicu rasa mual, perut kembung, pusing, kelelahan, dan mulut kering.
4. Makan berlebihan saat sahur dan berbuka
Mengonsumsi makanan dalam jumlah terlalu banyak, ketika sahur atau berbuka, dapat berefek mengganggu sistem pencernaan. Lambung yang penuh secara tiba-tiba akan bekerja ekstra untuk mencerna makanan, sehingga menimbulkan rasa perut tidak nyaman, kembung, mual, bahkan berisiko terjadi refluks asam lambung.
5. Konsumsi makanan yang sulit dicerna
Makanan berlemak tinggi, berminyak, atau pedas membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Hal ini dapat menyebabkan perut terasa penuh lebih lama, meningkatkan risiko refluks asam, dan akhirnya memicu mual.
Oleh sebab itu, ketika sahur dan berbuka lebih baik konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan nutrisi, seperti nasi, roti, buah-buahan, atau sayuran. Sehingga, makanan mudah dicerna oleh perut.
6. Stres yang meningkat
Kondisi emosional seperti stres dan rasa cemas berlebihan, juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan. Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung, tingkat rasa lapar dan haus lebih tinggi.
Hal ini pun mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur pencernaan, sehingga memicu gejala mual dan muntah.
7. Tidur setelah makan
Rasa kantuk setelah makan kerap kali terjadi, apalagi pola tidur yang berubah saat bulan Ramadhan. Namun, posisi tidur setelah makan menjadi pemicu naiknya asam lambung ke kerongkongan karena perut belum sepenuhnya mencerna makanan. Sehingga, perut terasa nyeri, mual, muntah, dan gangguan tidur.
Oleh sebab itu, jika ingin tidur setelah makan dianjurkan untuk menunggu selama satu jam atau pakai bantal yang lebih tinggi.
8. Rendahnya kadar gula darah
Kekurangan gula darah atau hipoglikemia akibat tidak makan minum dalam waktu yang lama, juga dapat menyebabkan tubuh terasa lemas, keringat dingin, pusing, dan mual.
9. Konsumsi makanan dan minuman yang tidak tepat
Beberapa jenis makanan minuman yang tidak tepat untuk dikonsumsi sebelum dan setelah berpuasa, seperti makanan pedas, asam, asin, atau berkafein, dapat memperburuk kondisi lambung saat kosong.
Kafein, yang terdapat dalam kopi dan teh, juga dapat meningkatkan produksi asam lambung serta menyebabkan dehidrasi, yang akhirnya memicu mual dan muntah.
1. Pilih makanan yang bernutrisi dan mudah dicerna
Saat sahur dan berbuka, konsumsi makanan yang mengandung protein, serat, dan karbohidrat kompleks untuk menjaga keseimbangan energi tubuh.
Lalu, upayakan untuk menghindari makanan berlemak, berminyak, atau pedas yang dapat memperlambat pencernaan dan memicu mual. Jika merasa mual, cobalah untuk konsumsi makanan seperti biskuit atau roti tawar terlebih dahulu.
2. Makan dengan porsi kecil lebih dulu
Agar tak cepat merasakan mual atau muntah, baiknya hindari makan dalam jumlah banyak sekaligus. Atur makan dalam porsi kecil secara perlahan agar lambung tidak terlalu bekerja ekstra untuk mencernanya.
3. Pastikan asupan cairan yang cukup
Usahakan untuk minum air putih dalam jumlah cukup saat waktu berbuka dan sahur untuk menghindari dehidrasi. Kemudian, hindari minuman berkafein dan bersoda, bisa diganti dengan minuman rendah gula seperti jus buah atau smoothies.
Jika merasa mual dan muntah, cobalah untuk minum teh jahe atau minuman hangat untuk menenangkan perut.
4. Kelola stres agar lebih tenang
Untuk mengurangi tingkat stres dan rasa mual, dapat lakukan teknik relaksasi seperti mengambil napas yang dalam dari hidung dan hembuskan perlahan melalui mulut selama 5 menit.
5. Istirahat dengan posisi berbaring
Jika perut sudah terasa mual, lakukan istirahat sejenak dengan membaringkan tubuh. Posisikan tubuh dengan kepala lebih tinggi dari lambung agar asam lambung tidak naik, kemudian lakukan teknik atur pernapasan sambil menghirup minyak aromaterapi.
Itulah penyebab dari rasa mual dan muntah yang terjadi saat berpuasa dan cara mengatasinya. Dengan memahaminya, ibadah di bulan Ramadhan dapat dijalani dengan lebih nyaman dan optimal.
Namun, jika rasa mual dan muntah sudah tidak bisa tertahankan, lebih baik untuk membatalkan puasa dan konsumsi obat secepatnya.
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Leave a Reply