Jakarta (SOHIB21) – Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi dan Deputy Commissioner for International Affairs Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Masanori Tsuruda menandatangani
“Bagi Indonesia, PLTA Kayan bukan hanya sebuah proyek infrastruktur dalam kerangka AZEC (Asia Zero Emission Community). Proyek ini merupakan investasi strategis bagi keamanan energi Indonesia dan upaya dekarbonisasi,” ungkap Edi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Deputi Edi menyampaikan bahwa proyek PLTA di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara itu merupakan salah satu dari sejumlah inisiatif yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Indonesia untuk mendukung pencapaian komitmen emisi nol karbon (
Dirinya juga menekankan pentingnya peran Jepang sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan kebijakan dan proyek transisi energi di Indonesia.
Pemerintah Indonesia mendorong Jepang untuk memperkuat kerja sama dalam pelaksanaan proyek-proyek transisi energi yang praktis, dapat diperluas, dan inklusif.
Selain itu, Deputy Masanori menyampaikan bahwa tonggak pencapaian penandatangan LOI Kayan ini perlu diikuti dengan tindak lanjut dari Indonesia dan Jepang untuk merealisasikan pembangunan PLTA Kayan.
“Tantangan untuk membangun PLTA Kayan ini tidak mudah, namun kami yakin bahwa hubungan bilateral yang baik antara Jepang dan Indonesia merupakan modal kuat untuk pembangunan proyek PLTA Kayan,” tegas Deputy Masanori.
Proyek PLTA Kayan merupakan salah satu dari sejumlah proyek yang berada dalam kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC), sebuah platform kerja sama menuju netralitas karbon
Pada pertemuan
Adapun PLTA tersebut akan diprioritaskan untuk menopang kebutuhan sumber energi listrik kawasan industri.
PLTA Kayan dengan kapasitas 9.000 megawatt (MW) diklaim bakal menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara dengan total nilai investasi mencapai 17,8 miliar dolar AS.
Pewarta: Bayu Saputra
Leave a Reply