Beijing (SOHIB21) – Perdana Menteri China Li Qiang menekankan Taiwan merupakan bagian dari Tiongkok saat menyampaikan Laporan Kerja Pemerintah tahun 2024.
“Kami akan melaksanakan kebijakan Partai secara keseluruhan dalam era baru dalam menyelesaikan masalah Taiwan. Kami akan tetap berkomitmen pada prinsip ‘Satu China’,” kata PM Li QIang dalam pembukaan Sidang Kongres Rakyat Nasional China (NPC) di Balai Agung Rakyat, Beijing, Rabu.
Sidang NPC (National People’s Congress) adalah bagian dari rangkaian sidang parlemen “Dua Sesi” selama 4-11 Maret 2025 yang bertujuan untuk mengkaji laporan kerja pemerintah pusat 2024 dan menetapkan rencana kerja pemerintah China pada 2025.
“Hal itu sesuai Kesepakatan pada 1992. Kami dengan tegas menentang kegiatan separatis yang bertujuan untuk kemerdekaan Taiwan dan campur tangan eksternal dan pada saat yang sama mendorong perkembangan hubungan lintas Selat secara damai,” tambah Li Qiang.
China disebut akan meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertukaran budaya dan kerja sama ekonomi di Selat Taiwan serta memajukan pembangunan lintas Selat yang terpadu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat China di kedua sisi.
“Kami akan dengan tegas mendorong tujuan penyatuan kembali China dan bekerja sama dengan sesama warga China di Taiwan untuk mewujudkan tujuan mulia bangsa,” ungkap PM Li.
Pada 2025, anggaran pertahanan China diketahui meningkat 7,2 persen yaitu 1,78 triliun yuan (sekitar Rp4,05 kuadriliun).
“Kami akan meningkatkan pelatihan militer dan kesiapan tempur, mempercepat pengembangan kemampuan tempur baru, dan membangun kerangka militer modern dengan karakteristik China sehingga dapat dengan kuat menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China,” ungkap PM Li.
Pemerintahan di setiap tingkatan, ungkap PM Li, akan memberikan dukungan yang kuat untuk pengembangan pertahanan nasional dan angkatan bersenjata dan menyempurnakan mekanisme untuk memperkuat dukungan timbal balik antara sektor sipil dan militer.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Leave a Reply