Volatilitas meningkat, pasar kripto nantikan kejelasan regulasi AS

kekhawatiran pasar terhadap potensi implikasi perang dagang khususnya kenaikan inflasi dan pertumbuhan ekonomi masih cukup tinggi

Jakarta (SOHIB21) – Analis kripto Reku, Fahmi Almuttaqin menilai volatilitas pasar kripto yang kian meningkat dipicu oleh berbagai faktor, terutama terkait tarif impor dan dinamika inisiatif kripto Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Sebagaimana diketahui, pasar kripto kembali menunjukkan volatilitas tinggi setelah harga Bitcoin menguat ke level 87.000 dolar AS hari ini. Sebelumnya, aset digital ini sempat terkoreksi ke 82.000 dolar AS pada Selasa (4/3). Bahkan dalam sepekan terakhir, Bitcoin bergerak dalam rentang harga 78.000 dolar AS hingga 94 dolar AS, mencerminkan ketidakpastian yang masih menghantui investor.

“Pertama, kekhawatiran para pelaku pasar terhadap potensi implikasi perang dagang khususnya terhadap kenaikan inflasi dan tekanan pertumbuhan ekonomi masih cukup tinggi, terlepas dari data inflasi PCE bulan Januari yang menunjukkan adanya penurunan,” ujar Fahmi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan psikologi pasar mengacu indeks Fear & Greed saat ini masih berada dalam level Extreme Fear. Situasi ini turut menggarisbawahi tingginya tingkat ketidakpastian pasar kripto saat ini di benak mayoritas pelaku pasar di tengah dinamika yang ada.

Maret 2025 ini, dengan dihadiri eksekutif perusahaan kripto terkemuka seperti Coinbase (CEO Brian Armstrong), Chainlink Labs (pendiri Sergey Nazarov), Exodus (CEO J.P. Richardson), dan Strategy (sebelumnya MicroStrategy, Michael Saylor). CEO Robinhood, Vlad Tenev, juga memberi sinyal kehadiran. Agenda KTT belum disampaikan secara eksplisit, tetapi disinyalir akan membahas kebijakan kripto AS.

“Pertemuan tersebut berpotensi memberikan kejelasan lebih terhadap kekhawatiran dan asumsi-asumsi yang berkembang di pasar saat ini. Secara umum pasar merespon inisiatif tersebut dengan cukup positif yang menyebabkan harga Bitcoin dan beberapa aset kripto lainnya menghijau pada hari ini. Namun, pasar masih cukup menyoroti potensi realisasi dari hasil pertemuan tersebut khususnya mengingat upaya-upaya Trump sejauh ini yang lebih banyak sebatas memperkuat narasi-narasi pro-kripto,” imbuhnya.

Selain itu, risiko konflik kepentingan juga turut menjadi perhatian para pelaku pasar menjelang pertemuan tersebut.

“Selain kejelasan arah regulasi dan langkah konkrit terkait cadangan kripto nasional AS, investor juga perlu memperhatikan apakah pertemuan tersebut menghasilkan

Fahmi melanjutkan indikator SOPR

“Sebaliknya, para

Kembali meningkatnya aliran dana masuk neto ETF Bitcoin spot akan turut menjadi indikator pulihnya kepercayaan diri para investor khususnya investor institusional.

Sejak 10 Februari hingga 4 Maret, ETF Bitcoin spot terpantau hanya membukukan netflow positif sebanyak dua kali yakni pada 28 dan 14 Februari lalu, mengacu data Coinglass dan The Block.

Dengan masih kuatnya fundamental pasar kripto saat ini, investor dapat terus menyesuaikan rencana investasi atau trading sesuai tujuan finansial masing-masing.

“Bagi investor yang cenderung mengutamakan fundamental suatu aset, dapat berinvestasi di aset kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar. Misalnya di fitur Packs di Reku, investor bisa berinvestasi pada berbagai

“Adapun bagi investor yang ingin mengoptimalkan kondisi pasar di saat harga naik maupun turun, dapat memanfaatkan fitur Futures yang memungkinkan traders memproyeksi harga melalui Long atau Short dengan leverage atau penambahan modal sebanyak 25 kali,” jelas Fahmi.

Pewarta: Bayu Saputra


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *