Jakarta (SOHIB21) – Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 5 Jakarta, Palmerah, Jakarta Barat, membagikan Makan Bergizi Gratis (MBG) Kamis ini yang sekaligus menjadi hari pertama masuk bagi siswa usai libur Ramadhan 2025 dan berharap bisa bebas dari gluten.
Sekitar pukul 11.30 WIB, guru membagikan makanan kepada para siswa SMA LB. Mereka dipanggil ke kelas ketika sedang beristirahat sebelum memasuki mata pelajaran berikutnya, yakni keterampilan.
Kepala Sekolah SLB Negeri 5 Jakarta Hani Rustiani saat ditemui di sekolah tersebut, Kamis, berharap menu MBG yang dibagikan bisa lebih bebas gluten agar ramah kepada para siswa yang berkebutuhan khusus.
“Saya sudah sampaikan kalau bisa seperti ayam tepung itu, menggunakan tepung yang bebas gluten, karena itu kan tidak hanya bagus untuk anak-anak berkebutuhan khusus, untuk anak-anak umum kan juga berpengaruh itu, kalau gluten-free sangat baik,” katanya.
Namun, ia tetap mengapresiasi pemberian MBG untuk Bulan Ramadhan kali ini karena sesuai dengan anjuran dari Badan Gizi Nasional (BGN), yang terdiri dari makanan-makanan kering dan buah yang tidak basi serta aman dikonsumsi saat berbuka.
Menu MBG yang dibagikan kepada para siswa sebelumnya telah disosialisasikan di grup Whatsapp sejak pagi. Hari ini, para siswa mendapatkan menu berupa buah jeruk, kurma, susu kotak, satu telur rebus, dan biskuit cokelat.
Hani mengemukakan, terutama untuk menu susu, lebih baik diberikan yang kadar susunya lebih tinggi daripada gula, karena akan berpengaruh pada siswa hiperaktif apabila terlalu banyak mengkonsumsi gula.
“Untuk menu susu terutama, ketika di awal, kami memberikan evaluasi dan saran, ada susu dengan merk tertentu yang kadarnya cuma 10 persen (susu), sisanya banyak gula. Sekarang, susunya sudah 50 persen lebih baik, tapi susu semenjak Bulan Januari tidak diberikan setiap hari, jadi sepekan sekitar dua atau tiga kali,” ujar dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyatakan bahwa bagi masyarakat yang berpuasa, menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat dibawa pulang selama Ramadhan untuk dinikmati saat berbuka puasa.
“Kita tetap akan melaksanakan, untuk yang berpuasa nanti bisa dibawa pulang. Yang tidak puasa silakan dikonsumsi di tempat, terutama untuk daerah-daerah yang mayoritas penduduknya tidak berpuasa,” ujarnya.
Menurut Dadan, hal itu merupakan kebijakan terbaru dari pemerintah yang berlaku selama Ramadhan tahun ini di sejumlah daerah dengan mayoritas penerima manfaat beragama Islam.
Dadan menjelaskan bahwa selama satu pekan pertama Ramadhan, kebijakan itu akan dievaluasi.
“Kita akan evaluasi selama satu pekan, kalau ternyata seluruhnya tidak puasa, layanan akan kembali normal,” kata dia.*
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Leave a Reply