Prancis: Penguatan hubungan maritim dengan RI adalah prioritas utama

Jakarta (SOHIB21) – Duta Besar Prancis untuk Indonesia Fabien Penone menegaskan bahwa penguatan hubungan antara Indonesia dan Prancis, terutama di bidang maritim, merupakan prioritas utama bagi pemerintah Prancis.

Dalam wawancara singkat di Jakarta, Rabu, Penone mengatakan bahwa Indonesia dan Prancis merupakan negara dengan wilayah maritim yang luas dan sudah memiliki kerja sama ilmiah yang sudah berlangsung lama dalam bidang tersebut.

“Kami terbiasa bekerja sama di bidang ini … berkat dukungan EU (Uni Eropa) untuk bekerja sama mengembangkan proyek-proyek baru terkait pengelolaan ilmiah sumber daya laut yang juga merupakan prioritas bagi Prancis,” kata Penone.

Penone pun menilai bahwa kedua negara juga dapat bekerja sama di forum multilateral, seperti KTT UNOC3, untuk menunjukkan cara mengelola sumber daya maritim secara kolektif.

Prancis dan Kosta Rika bersama-sama menyelenggarakan Konferensi Kelautan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOC3) ke-3 di Nice, Prancis, pada 9-13 Juni 2025.

Badan Pembangunan Prancis (AFD) dan Uni Eropa (EU) menandatangani Perjanjian Kontribusi yang mendelegasikan pengelolaan hibah EU kepada AFD dan Pemerintah Indonesia pada Rabu di Jakarta.

AFD menandatangani dua perjanjian hibah dengan total nilai 7 juta euro (sekitar Rp121,5 miliar), yang didanai oleh EU, untuk mendukung program kerja sama “Untuk Pengelolaan Laut yang Berbasis Bukti dan Berkelanjutan”.

Hibah EU yang dikelola oleh AFD itu merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh Tim Eropa di bawah inisiatif Global Gateway untuk memajukan pengelolaan laut yang berkelanjutan.

Dari total hibah tersebut, 3,55 juta euro (sekitar Rp61,6 miliar) akan mendanai kegiatan yang dipimpin oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, sedangkan 3,45 juta euro (sekitar Rp59,8 miliar) akan membiayai inisiatif oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Pendanaan EU tersebut melengkapi dua pinjaman AFD sebesar 187,6 juta euro (sekitar Rp3,25 triliun) sebelumnya, yaitu 98,6 juta euro (sekitar Rp1,7 triliun) untuk proyek pelabuhan perikanan ramah lingkungan guna memodernisasi empat pelabuhan perikanan di Indonesia.

Sementara 89 juta euro (sekitar Rp1,5 triliun) dialokasikan untuk KrisNA Project oleh BRIN untuk memperoleh dua kapal penelitian multidisiplin yang canggih.

Hibah tersebut akan mendukung pelatihan lanjutan, pengumpulan data keanekaragaman hayati dan iklim laut, pemulihan ekosistem pesisir, dan langkah-langkah untuk mengurangi jejak lingkungan dari aktivitas pelabuhan dan akan dilaksanakan selama lima tahun.

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *