Pemerintah optimalkan kebijakan ekonomi stabilkan harga jelang lebaran

Tanjung Selor, Kalimantan Utar (SOHIB21) – Pemerintah sedang mengoptimalkan berbagai kebijakan ekonomi untuk menjaga stabilitas harga pangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya menjelang Lebaran 2025.

“Pemerintah mencermati dua indikator penting, yaitu inflasi dan pertumbuhan ekonomi, termasuk di Kalimantan Utara,” kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Ferry Irawan di Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, Rabu.

Hal itu disampaikan Ferry dalam kegiatan

Ia mengatakan, secara siklus, momen Ramadhan dan Idul Fitri biasanya memicu kenaikan harga beberapa komoditas pangan, namun juga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan delapan kebijakan ekonomi yang diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 17 Februari 2025.

Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga inflasi tetap rendah dan stabil, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ferry menuturkan, pemerintah mencoba mengubah stigma bahwa inflasi tinggi saat Natal dan Tahun Baru pada Desember 2024, dengan memberikan diskon tarif pesawat sekitar 10 persen, dan inflasi tetap terkendali.

“Hal serupa juga dilakukan di Januari dan Februari dengan diskon tarif pesawat 20 persen,” ujar Ferry.

Pemerintah juga akan memberikan diskon tarif tiket pesawat sekitar 14 persen menjelang Lebaran, dengan menanggung 50 persen Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibayarkan konsumen.

Selain itu, pemerintah juga mempercepat penyaluran bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan sembako, serta mempercepat pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi aparatur sipil negara (ASN) dan pekerja swasta.

“Kami berharap kebijakan-kebijakan ini dapat mendorong konsumsi masyarakat dan memutar roda ekonomi lebih cepat,” katanya.

Ferry juga menyoroti inflasi di Kalimantan Utara yang dipengaruhi oleh tarif listrik dan beberapa komoditas pangan seperti ikan layang, cabai rawit, dan kopi bubuk.

Pemerintah akan terus memantau dan menjaga keseimbangan antara harga konsumen dan harga produsen.

“Kami berharap inflasi tetap terjaga di level 2-4 persen, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” pungkasnya.

Pewarta: Muh. Arfan


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *