Jakarta (SOHIB21) – Memanaskan air bersama sekantung teh bisa mengurangi kandungan logam berat beracun seperti timbal dan kadmium yang ada di dalam air minum menurut hasil studi yang dipublikasikan di
Hasil studi yang dipublikasikan pada 24 Februari 2025 itu menunjukkan bahwa logam berat beracun menempel di permukaan daun teh lepas dan kantong teh yang akhirnya dikeluarkan dari cangkir.
“Tampaknya menyeduh teh dapat membantu mengurangi paparan logam berat secara pasif dan menawarkan metode pemulihan yang sederhana dan mudah diakses,” kata Kantha Shelke, PhD, kepala di firma sains dan penelitian pangan Corvus Blue LLC serta dosen Universitas Johns Hopkins, yang tidak terlibat dalam studi tersebut.
“Mengingat popularitas teh di seluruh dunia, praktik ini tidak memerlukan perubahan gaya hidup atau teknologi tambahan, menjadikannya sebagai intervensi kesehatan masyarakat yang mudah,” katanya kepada
Penulis studi Vinayak P. Dravid, PhD, seorang profesor teknik di Universitas Northwestern, berusaha mencari tahu apakah teh dalam kantong juga bisa digunakan sebagai penyaring kontaminan bersama mahasiswa pascasarjana Benjamin Shindel, PhD yang bekerja bersama dia.
Tim mereka membuat larutan air yang mengandung logam berat seperti kromium, seng, tembaga, dan aluminium serta memasukkan kadmium dan timbal, logam sangat beracun yang bisa menimbulkan macam-macam masalah kesehatan.
Para peneliti kemudian memanaskan larutan hingga suhu di bawah titik didih dan menambahkan teh daun lepas dengan berbagai ukuran atau daun teh dalam kantong komersial yang berbeda.
Mereka menyeduh teh dalam waktu yang bervariasi, mulai dari hitungan detik hingga 24 jam, lalu mengukur konsentrasi logam berat yang tersisa di dalam larutan teh.
Hasilnya menunjukkan bahwa kadar timbal dalam satu cangkir berisi air dan sekantung teh yang diseduh selama tiga hingga lima menit berkurang sekitar 15 persen bahkan ketika kadar awalnya setinggi 10 bagian per juta.
Kantong katun dan nilon tidak menyerap banyak logam, tetapi kantong selulosa bisa menyerap banyak logam.
Teh bubuk, terutama daun teh hitam, sedikit lebih baik dalam menangkap ion logam daripada daun utuh, mungkin karena varietas ini memiliki luas permukaan yang lebih tinggi sehingga menyediakan lebih banyak ruang bagi ion logam berat untuk menempel.
Kemampuan teh menyerap logam berat juga dipengaruhi oleh durasi penyeduhan.
“Waktu seduh adalah pertimbangan utama dalam kinerja dan seberapa banyak logam yang Anda singkirkan dari cangkir teh Anda,” kata Shindel kepada
“Meskipun ada perbedaan antara teh hijau dan hitam, perbedaan antara menyeduhnya selama dua menit dan empat menit, atau empat menit dan 10 menit, jauh lebih besar,” ia menambahkan.
Shelke mengatakan bahwa penelitian itu menyoroti “potensi konsumsi teh untuk secara pasif mengurangi paparan logam berat.”
Menurut dia, penelitian tersebut merupakan “awal yang sangat baik” untuk memahami sifat dekontaminasi daun teh meskipun memiliki beberapa keterbatasan.
Dalam hal ini, para peneliti menggunakan air deionisasi yang mungkin tidak secara akurat mewakili skenario dunia nyata, karena berbagai ion air keran seperti kalsium, magnesium, dan tembaga juga memengaruhi penyerapan.
Selain itu, para peneliti hanya mengukur sejumlah kecil teh dan bahan kantong teh.
“Untuk memahami sepenuhnya efek ini, akan sangat berharga untuk membandingkan berbagai format teh dan metode penyeduhan, seperti perendaman standar selama tiga menit, waktu seduh lebih lama yang umum dalam persiapan teh China, atau metode perebusan kuat yang digunakan dalam chai India,” kata Shelke.
“Variasi ini dapat menawarkan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana teh berinteraksi dengan logam berat dan meningkatkan penyaringan,” katanya.
Penerjemah: Fitra Ashari
Leave a Reply