Kemenag nilai kualitas nazhir wakaf perlu ditingkatkan

Jakarta (SOHIB21) – Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama (Kemenag) Waryono Abdul Ghafur berpandangan bahwa kualitas nazhir atau pengelola wakaf di Indonesia perlu ditingkatkan.

“Jadi kuncinya itu (peningkatan kualitas sumber daya manusia nazhir wakaf) di posisi pertama, menurut saya,” kata Waryono saat memberikan sambutan dalam Waqf Talk 2025 bertajuk “Wakaf Saham Mengalirkan Kebermanfaatan Tanpa Batas” di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, keberadaan nazhir wakaf yang berkualitas itu akan berbanding lurus dengan optimalisasi pengelolaan wakaf di tanah air. Sejauh ini, Waryono menyampaikan tidak banyak nazhir di Indonesia yang datang dari latar belakang pendidikan mengenai wakaf yang mumpuni.

“Itu ternyata yang berlatar belakang kitab kuning jarang, yang berlatar belakang pesantren itu jarang,” ujarnya.

Sebelumnya, Waryono mengaku optimistis penerimaan wakaf di Indonesia dapat mencapai jumlah yang besar. Menurut dia, hal itu sejalan dengan peningkatan religiusitas masyarakat.

“Saya kok optimis, bukan hanya Rp200 triliun, bukan hanya Rp188 triliun (penerimaan wakaf) karena saya mendapati, ritualitas, religiuitas masyarakat kita sebenarnya meningkat,” ujar dia.

Sejalan dengan optimisme itu, ia pun menekankan pentingnya peningkatan kualitas nazhir dalam mengoptimalkan potensi peningkatan penerimaan wakaf itu.

Persoalan senada mengenai kualitas nazhir wakaf juga disoroti oleh Ketua Forum Wakaf Produktif Rayan Asa Luminaries. Dia bahkan mengungkapkan bahwa tingkat profesionalisme nazhir wakaf di Indonesia masih rendah.

Rayan dalam materi yang dia paparkan mengungkapkan bahwa suatu survei yang dilakukan di sebelas provinsi menunjukkan bahwa hanya 16 persen dari total 500 nazhir yang bekerja penuh waktu. Sementara itu, 84 persen lainnya bekerja secara paruh waktu.

Menurut Rayan, hal tersebut berdampak pada pengelolaan wakaf yang menjadi terhambat atau tidak maksimal.

“Kalau begitu, saya yakin menyelesaikan sertifikat wakaf saja butuh waktu minimal satu tahun,” ujar dia.*

Pewarta: Tri Meilani Ameliya


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *