Pangkalpinang (SOHIB21) – Kepala BNN Republik Indonesia Komjen Pol Mathinus Hukom meninjau implementasi program Integrasi Kurikulum Anti Narkoba (IKAN) di SMA Negeri 4 Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, guna menciptakan generasi unggul bebas narkoba.
“Saya melihat Program IKAN di sekolah ini sudah dijalankan dengan konsisten dan komitmen yang kuat,” kata Komjen Pol Mathinus Hukom di SMAN 4 Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan SMAN 4 Pangkalpinang sebagai pilot project penerapan program IKAN ini telah didukung dengan terbitnya Peraturan Wali Kota Pangkalpinang Nomor 53 Tahun 2022 tentang Integrasi Pendidikan Anti Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya pada kurikulum satuan pendidikan dasar.
Program IKAN ini di SMAN 4 Pangkalpinang ini diterapkan pada mata pelajaran Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, PJOK, IPA, Biologi, Kimia dan Fisika, guna membentengi siswa-siswi dari pengaruh bahaya peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba.
“Program ini sudah berjalan dengan baik, namun kita harus saling perlu menjaga, mengingatkan agar tetap berada dalam koridor proses menuju Generasi Emas 2045 nanti,” katanya.
Ia mencoba memaknai Program IKAN ini dari nilai-nilai yang lain. Program IKAN ini merupakan kata yang diambil dari hewan yang selama ini dikonsumsi, artinya ada konsep yang berbeda tetapi memiliki nilai yang sama. Ikan dalam bentuk akronim dan ikan dalam bentuk realitas.
“Ikan dalam bentuk realitas adalah hewan yang kita konsumsi masuk dalam tubuh dan bermanfaat untuk membangun fisik lalu membangun kekuatan-kekuatan rasional dari kekuatan otak kita,” katanya.
Ia menyatakan ikan ini memiliki banyak protein dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena sel-sel di tubuh ini membutuhkan protein-protein dan itu ada di ikan.
“Ikan ini sangat berguna sekali untuk membentuk sel-sel di otak yang berfungsi untuk berfikir, menangkap informasi, memproses dalam pemikiran kita dan itu membutuhkan sel-sel otak yang kuat,” katanya.
Selanjutnya, ikan dalam bentuk akronim memiliki nilai-nilai yang sama. Program IKAN ini ada suatu kemampuan untuk mengintegrasikan semua pengetahuan, realitas yang dirumuskan menjadi suatu objek pengetahuan yang diserap ke dalam pemikiran manusia lalu menjadi suatu proses internalisasi bertumpuk menjadi memori kolektif atau yang disebut pengetahuan.
“Makanya saya bilang dua hal yang konseptual yang berbeda tetapi memiliki nilai yang sama, artinya kita sudah melakukan hal benar dengan menghubungkan nilai-nilai dua konsep ini dan diharapkan hari ini, nilai yang dibangun tidak sekedar menjadi ritual-ritual rutinitas, tetapi menjadi objek kesadaran yang selalu diingat, dibaca dan dipraktekkan,” katanya.
Pewarta: Aprionis
Leave a Reply